BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Pada hakikatnya manusia dilahirkan
tidak mengetahui apa-apa tetapi dibekali naluri dan akal oleh tuhan. Sesuai
dengan perkembanganya keluarga, lingkungan adalah faktor yang sangat mendasar
untuk membentuk pola piker dan prilakunya. Para ahlipun berkesimpulan bahwa
anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis. Kebutuhan – kebutuhan jasmaniah dan
rohaniahnya anak yang mendasar sebagian besar dipenuhi melalui bermain baik
dengan keluarga maupun dengan teman dilingkungannya sehingga setiap bahasa atau
prilaku yang ada di sekitarnya mudah sekali diserap oleh anak itu sendiri.
Berdasarkan pengalaman dalam
kegiatan pengembangan dikelas ketika anak disuruh bermain bebas 80% anak
memilih untuk bermain di luar kelas seisanya memilih bermain mewarnai gambar
atau lego. Jarang sekali anak yang mau belajar membaca atau berhitung. Akhirnya
diambil kesumpulan bahwa anak kurang memiliki motivasi dalam belajar membaca
atau berhitung.
Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi anak
dalam belajar membaca, penulis melakukan penelitian dengan judul upaya
meningkatkam kemampuan anak dalam membaca melalui metode bermain pada
pembelajaran pengembangan bahasa. Dikelompok A “RA Saiful Ullum” Kecamatan
Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan
anak dalam membaca melalui metode bermain pada pembelajaran pengembangan bahasa
di kelompok A RA Saiful Ullum?.
“Bagaimana cara pembelajaran untuk meningkatkan minat
baca anak di kelompok A RA Saiful Ullum?”
- TUJUAN PERBAIKAN
Tujuan penelitian perbaikan ini
adalah :
“Meningkatkan kemampuan anak dalam
membaca melalui metode bermain pada pembelajaran pengembangan bahasa di kelompok
A RA Saiful Ullum”
- MANFAAT PERBAIKAN
Hasil penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat secara teoritis dan praktis khususnya untuk meningkatkan
minat baca anak sebagai bekal yang akan dibawa sampai dewasa.
1.
Bagi Anak
Anak terbisaa belajar mengenal huruf dan membaca.
2.
Bagi Guru
Dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalitas dan
rasa percaya diri terutama bagi penulis sebagai guru RA.
3.
Bagi Intitusi
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di RA Saiful Ullum
khususnya dalam pengenalan huruf dan miant baca anak agar dapat menjadi
alternative peningkatan motivasi anak dalam pengenalan huruf dan minat baca
disekolah lain.
4.
Bagi Orang Tua
Menambah wawasan bagaimana cara meningkatkan minat
pengenalan huruf dan minat baca anak dirumah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. METODE BERMAIN
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
atau anak ketika beraktifitas baik menyanyi, menggali tanah, berlari – lari,
melempar bola, atau kegiatan – kegiatan berfikir seperti mengingat kata – kata
sebuah lagu, dapat pula melakukan bermain kreatif dengan menggunakan crayon
untuk mewarnai sebuah gambar atau tanah liat untuk membentuk sesuatu benda yang
ia inginkan. Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting
dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk
bermain. Sehingga dapat dipastikan bahwa anak yang tidak bermain – main pada
umumnya dalam keadaan sakit jasmaniah ataupun rohaniahnya.
Beberapa pakar pendidikan menyebutkan karakteristik
bermain:
1.
bermain relative bebas dari
aturan – aturan, kecuali anak – anak membuat aturan mereka sendiri
2.
bermain dilakukan seakan – akan
kegiatan itu dalam kehidupan nyata ( bermain drama ).
3.
bermain lebih memfokuskan pada
kegiatan atau perbuatan dari pola hasil akhir atau produknya.
a. Arti bermain bagi anak
Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian bahwa
bermain mempunyai arti sebagai berikut.
1.
anak memperoleh kesempatan
mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya
2.
anak akan terlatih dalam
menerapkan bahasa atau kemampuan berbahasa atau bicara dengan teman
disekitarnya.
3.
secara alamiah memotivasi anak
untuk mengetahui sesuatu yang lebih mendalam lagi.
4.
anak terbisaa menggunakan
seluruh aspek pancainderanya sehingga terlatuh dengan baik.
b. Tujuan Bermain
Tujuan bermain adalah :
1.
Melalui bermain untuk
memperoleh kesempatan, pengalaman makin memperjelas hal – hal yang mereka
pelajari dikelas atau dirumah
2.
Menumbuhkan rasa ingin
menyelidiki yang akan memperkaya pengertiannya, sehingga keinginan untuk
menyelidiki ini akan terus berlanjut dalam hidupnya.
3.
Untuk menjadikan anak
mengembangkan keterampilan bergerak serta percaya diri dengan kekuatan
tubuhnya.
4.
Untuk menjadi pribadi anak yang
matang dan mandiri.
Bermain di TK atau RA sangat sesuai untuk memenuhi
tujuan tersebut. Karena bermain bertugas untuk :
- Menanamkan budi pekerti yang baik
- Melatih anak untuk dapat membedakan
sikap dan prilaku yang baik dan yang tidak baik.
- Melatih sikap ramah, suka kerjsama,
menunjukan kepedulian.
- Menanamkan kebisaan disiplin dan
tanggung jawab dalam kehidupan sehari – hari
- Melatih anak untuk mencintai
lingkungan dan ciptaan tuhan.
- Melatih anak untuk selalu tertib dan
patuh pada peraturan.
- Melatih anak untuk berani dan mempunyai
rasa ingin tahu yang besar.
- Menjaga keamanan diri.
- Melatih anak untuk mengerti berbagai
konsep yang mendasar, seperti salah, benar, jujur, adil, fair.
Bermain menurut Dewey 1938, percaya bahwa anak belajar
tentang dirinya sendiri serta dunianya melalui bermain, melalui pengalaman –
pengalaman awal bermain yang bermakna menggunakan benda – benda konkret, anak
mengembangkan kemampuan dan pengertian dalam memecahkan masalah. Sedangkan
perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi dengan teman sebaya dalam
bermain.
c. Manfaat Bermain
melalui bemain anak diajak untuk bereksplorasi,
menemukan dan memanfaatkan objek – objek yang dekat denganya sehingga
pembelajaran menjadi bermakna karena beberapa sebab berikut ini :
- Bermain Itu Belajar.
Kemampuan intelektual ( daya pikir ) anak sebagian besar
dikembangkan dalam kegiatan bermain, melalui bermain anak memperoleh kesempatan
menemukan serta bereksperimen dengan alam sekitarnya. Baik ciptaan tuhan atau
manusia. Mengamati tanaman tumbuh merupakan contoh kegiatan dimana anak
meningkatkan pengetahuannya tentang bagaiman dan mengapa tanaman tumbuh.
- bermain itu bergerak
kegiatan – kegiatan di TK merangsang anak menggunakan
motorik kasar maupun motorik halus dapat dilakukan melalui berbagai aktifitas
bermain baik dengan alat maupun tanpa alat. Contoh pengembangan motorik halus
melalui bermain yaitu, penggunaan alat – alat seperti crayon, pensil, gunting,
kuas, alat mencocok. Contoh pengembangan motorik kasar seperti melompat,
memanjat, menggelinding, berlari, dsb.
- Bermain Membentuk Prilaku
Bermain tampak jelas bagi perkembangan prilaku anak
program pembetukan prilaku merupakan kegiatan yang dilakukan terus menerus dan
ada dalam kegiatan sehari – hari anak di TK. Sehingga membisaakan kebisaaan
yang baik, pembentukan prilaku melalui pembisaaan serta pembelajaran tersebut
meliputi moral dan nilai agama emosi atau perasaan, kemampuan bersosialisasi
dan disiplin dengan tujuan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang matang dan
mandiri.
Menurut Lally, anak – anak kecil telah mengajarkannya
bahwa bermain harus dianggap serius, sebab jenis bermain mereka sesuatu yang
harus dihargai, didukung, diberi semangat dan dibantu karena tidak sama dengan
pengertian bermain yang dianut orang dewasa. Bermain bagi anak adalah eksplorasi,
eksperimen, peniruan ( imitation ), dan penyesuaian ( adaptasi ).
B. Pengertian Membaca
Membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang
bersifat reseptif.
Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang komplek, dan
melibatkan berbagai keterampilan, jadi, kegiatan membaca merupakan suatu
kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup bebrapa kegiatan seperti mengenali
huruf dan kata – kata, menghubungkanya
dengan bunyi maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Menurut Anderson dkk ( 1985 ), memandang membaca sebagai
suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Proses yang dialami dalam
membaca berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari
mengenali huruf, kata ungkapan, frase, kalimat, dan wacana. Serta
menhubungkanya dengan bunyi dan maknanya.
C. Pentinganya Kemampuan
Membaca
Kemampuan membaca sangat penting dimiliki anak. Ada beberapa alas an
mengapa kita perlu menumbuhkan cinta membaca pada anak. Adapun alas an yang
dikemukakan oleh Mary Leonhardt ( 1999 : 27 ) sebagai berikut :
1.
anak yang senang membaca akan
membaca dengan baik sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca.
2.
anak – anak yang gemar membaca
akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, mereka akan berbicara,
menulis dan memahami gagasan – gagasan rumit secara lebih baik.
3.
membaca akan memberikan wawasan
yang lebih luas dalam segala hal, dan membuat belajar lebih mudah.
4.
kegemaran membaca akan
memberikan beragam perspektif kepada anak.
5.
membaca dapat membantu anak –
anak untuk memiliki rasa kasih saying.
6.
anak – anak yang gemar membaca
dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan.
7.
anak – anak yang gemar membaca
akan mampu mengembangkan pola pikir kreatif dalam diri mereka.
D. Tujuan Membaca
Tujuan membaca sangat beragam , bergantung pada situasi
dan berbagai kondisi pembaca. Diantaranya sebagai berikut :
1.
salah satu tujuan membaca ialah
untuk mendapatkan infomasi, tujuan ini mungkin berkaitan dengan keinginan
pembaca untuk mengembangkan diri.
2.
ada orang – orang tertentu yang
membaca dengan tujuan agar citra dirinya meningkat. Kegiatan tidak merupakan
kebisaaanya tetapi hanya dilakukan sekali – kali didepan orang lain.
3.
ada kalanya orang membaca untuk
melepaskan diri dari kenyataan, misalnya pada saat ia merasa jenuh, sedih,
bahkan putus asa. Dalam hal ini dapat merupakan submilasi atau penyaluran yang
positif. Apalagi jika membaca yang dipilihnya adalah bacaan yang bermanfaat
yang sesuai dengan situasi yang sedang
dihadapinya.
4.
mungkin juga orang membaca
untuk tujuan rekreatif, untuk atau bertamasya mendapatkan kesenangan atau
hibuaran seperti halnya menonton film atau bertamasya.
5.
kemungkinan lain, orang membaca
tanpa tujuan apa – apa hanya karena iseng. Tidak tahu apa yang akan dilakuka,
jadi hanya sekedar untukl mengisi waktu.
6.
tujuan membaca yang tinggi
adalah mencari nilai – nilai keindahan atau pengalaman estetis dimana nilai –
nilai kehidupan lainya.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Perbaikan pembelajaran untuk upaya meningkatkam
kemampuan anak dalam membaca melalui metode bermain pada pembelajaran
pengembangan bahasa
- LOKASI
Nama TK : RA Saiful
Ullum
Alamat : Kp. Situjaya RT. 01 RW. 04 Desa Cipondok
Kec. Sukaresik Kab. Tasikmalaya
Kelompok : A
Tema :
a)
Silkus 1 tema Air, Udara dan
Api
b)
Siklus 2 tema Alat Komunikasi
Semester : 2
Untuk lebih jelasnya jumlah siswa
kelompok A dapat dilihat pada tabel
No
|
Nama Anak
|
Jenis Kelamin
|
Umur (Th)
|
Latar Belakang
|
L
|
P
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1.
|
Azim
|
√
|
|
5 Th
|
Periang
|
2.
|
Anisa
|
|
√
|
5 Th
|
Periang
|
3.
|
Aina Shopia
|
|
√
|
5 Th
|
Periang
|
4.
|
Encep Tansya
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah Periang
|
5.
|
Ike
|
|
√
|
5 Th
|
Pendiam
|
6.
|
Indri
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah periang
|
7.
|
Lulu
|
|
√
|
6 Th
|
Lincah periang
|
8.
|
Najrul
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
9.
|
Radit
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah periang
|
10.
|
Roihan
|
√
|
|
6 Th
|
Lincah
|
11.
|
Syahrul
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah
|
12.
|
Sipa Nurul
|
|
√
|
6 Th
|
Lincah periang
|
13.
|
Tiara
|
|
√
|
5 Th
|
Pendiam
|
14.
|
Hamka
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah
|
15.
|
Wandi Muhtar
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah periang
|
16.
|
Wisnu
|
√
|
|
5 Th
|
Lincah periang
|
1.
WAKTU PELAKSANAAN
a.
siklus 1 : Senin s/d
Jum’at tanggal 21 s/d 25 Maret 2011
b.
siklus 2 : Senin s/d
Jum’at tanggal 27 s/d 1 April 2011
B. DESKRIPSI PER SIKLUS
Siklus ke-1
a.
Tahap Perencanaan
1.
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus 1
SKH 1 : Bermain mengucapkan huruf yang diperlihatkan guru
SKH 2 : Bermain mencari huruf pertama sesuai dengan gambar
yang diperlihatkan guru.
SKH 3 : Bermain mencari huruf sesuai dengan yang
Disusunkan
guru dan menuliskannya
SKH 4 : Bermain membaca gambar dengan menyebutkan huruf
– huruf pertamanya sesuai
gambar.
SKH 5 : Bermain menempel gambar sesuai
dengan kata – katanya
2.
Langkah – Langkah Perbaikan
a.
Skenenario perbaikan SKH 1
-
guru mengkondisikan anak dalam
satu lingkaran.
-
Guru memperlihatkan kartu
huruf.
-
Guru meminta anak menyebutkan
kartu huruf yang diperlihatkan oleh guru.
-
Guru meminta anak mengulang – ngulang huruf yang disebutnya
hingga hapal.
-
Guru meminta anak satu persatu
secara bergantian menyebutkan huruf tersebut. Penilaian dilaksanakan dalam
proses kegiatan
b.
Skenario Perbaikan SKH 2
-
Guru Mengkondisikan Anak dalam
satu lingkaran.
-
Guru memperlihatkan kartu
huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara
permainan pada anak.
-
Anak memegang kartu huruf dan
menyusunya menjadi sebuah kata sesuai gambar.
-
Demikian untuk selanjutnya anak
mengerjakan
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
c.
Skenario Perbaikan SKH 3
-
Guru mengkondisikan anak dalam
satu lingkaran.
-
Guru memperlihatkan gambar –
gambar dan kartu huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara
permainan.
-
Anak memegang kartu huruf dan
menyusunya menjadi sebuah kata sesuai gambar.
-
Demikian selanjutnya anak
mengerjakan.
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
d.
Skenario perbaikan SKH 4
-
Guru Mengkondisikan anak dalam
satu lingkaran.
-
Guru memperlihatkan gambar dan
kartu huruf.
-
Guru Menjelaskan tata cara
permainan pada anak mempersiapkan gambar dan kartu huruf.
-
Guru mengajak anak menyebutkan
suku kata awal yang sama.
-
Guru meminta anak menempel
kartu huruf sesuai dengan suku kata awal yang sama.
-
Demikian selanjutnya anak
mengerjakan.
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
e.
Skenario Perbaikan SKH 5
-
guru mengkondisikan anak dalam
satu lingkaran.
-
Guru memperlihatkan gambar dan
kartu huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara
permainannya.
-
Anak memegang gambar yang telah
dibagikan.
-
Anak yang memegang gambar maju
kedepan dan menempelkannya sesuai kata.
b.
Tahap Pelaksanaan.
1. Menentukan Penelitian 1 dan 2
-
Penilaian 1 adalah : Kepala TK
Plus Nurul Huda yang bernama Ibu Cicih Sumiarsih, Spd. AUD.
-
Penilaian 2 adalah : Guru RA
Saiful Ulum yang bernama Santi Hasanah, Sip.
2.
Tugas penilaian 1 dan 2
Tugas penilaian 1 adalah :
-
Mempelajari panduan PKP.
-
Mempelajari APKG PKP 1 dan 2.
-
Menlai SKH / RK yang dibuat oleh
peneliti dan pelaksanaannya menggunakan APKG 1 dan 2 kepada praktikan.
Tugas Penilaian 2 adalah
-
Mempelajari Panduan PKP
-
Mempelajari APKG PKP 1 dan 2
-
Menilai SKH / RK yang dibuat
oleh peneliti dan pelaksanaannya dengan menggunakan APKG 1 dan 2 kepada praktikan.
-
Menilai laporan PKP bersama
dengan supervisior.
Tugas Supervisior adalah
a.
Memberikan Orientasi PKP ke
mahasiswa
-
Informasi dan diskusi tentang
hakikat PKP dan tugas mahasiswa.
-
Berbagi pengalaman tentang
masalah kegiatan pengembangan yang dihadapi.
-
Penyegaran atau persamaan
persepsi tentang hakikat PTK penyusunan SKH / RK.
b.
Membimbing dan mensupervisi
mahasiswa sebelum PKP
c.
Menilai rancangan siklus untuk
setiap siklus.
d.
Mereview SKH / RK dan refleksi
yang dibuat mahasiswa dan mereview hasil penelitian SPKG PKP 1 dan 2 dari
penilai 1 dan 2.
e.
Menilai mahasiswa melakukan
simulasi perbaikan dikelas.
3.
Prosedur Kegiatan Pengembangan
SKH 1 : Kegiatan anak difokuskan agar anak mengetahui atau
mengenal maksud huruf yang diperlihatkan guru.
SKH 2 : Kegiatan anak bermain mencari huruf pertama sesuai
dengan gambar yang diperlihatkan guru.
SKH 3 : Kegiatan anak bermain mencari kartu huruf sesuai dengan
yang
disusunkan guru dan menuliskannya.
SKH 4 : Kegiatan anak bermain membaca gambar dan
menyebutkan huruf pertamanya sesuai gambar.
SKH 5 : Kegiatan anak bermain menempel gambar sesuai dengan
kata
– katanya
C. Pengamatan / Pengumpulan
Data / Instrumen
Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan
di siklus 1 ini menggunakan
-
Rencana satu siklus ( terlampir
).
-
Rencana kegiatan satu siklus (
terlampir )
-
Skenario perbaikan SKH 1 – 5 (
terlampir ).
-
Lembar refleksi.
3) Data Observasi
a) Lembar
Observasi
No
|
Aspek Yang Diamati
|
Siklus 1
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
Apakah guru mempersiapkan alat
peraga?
|
√
|
|
2
|
Apakah guru memperlihatkan huruf
& gambar kepada anak – anak?
|
√
|
|
3
|
Apakah guru membaca menggunakan
buku baca bergambar?
|
|
√
|
4
|
Apakah gambar yang digunakan
sudah menarik bagi anak?
|
√
|
|
5
|
Apakah dengan huruf dan gambar
yang digunakan guru anak dapat memahami huruf dan gambar?
|
|
|
6
|
Apakah guru memberikan motivasi
anak dalam menceritakan isi gambar?
|
√
|
|
7
|
Apakah gambar yang digunakan
sudah variatif?
|
|
√
|
b) Hasil Belajar Anak
Nilai
|
Siklus 1
|
•
|
15
|
o
|
9
|
√
|
6
|
D. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan dalam
pembelajaran ditemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan perbaikan kegiatan
pengembangan.
a.
Kekuatan dan Kelemahan Dalam
Tindakan Pengembangan
Skenario
Perbaikan SKH 1
-
Kekuatan :
Pada penguasaan materi yang saya sampaikan
sudah sesuai tema.
-
Kelemahan : Penulisan dan warna huruf yang kurang
menarik
untuk
anak.
Skenario
Perbaikan SKH 2
-
Kekuatan : Pada metode yang
digunakan dalam mengenalkan maksud huruf yang dilengkapi gambar.
-
Kelemahan : Dalam
mengkondisikan anak sebelum memulai pembelajaran.
Skenario
Perbaikan SKH 3
-
Kekuatan : Kegiatan bermain membaca gambar dengan
menyebutkan
huruf pertamanya sesuai gambar.
-
Kelemahan : Ketelitian anak dalam mengerjakan
sesuatu
masih kurang.
Skenario
Perbaikan SKH 4
-
Kekuatan : Kegiatan bermain menempelkan gambar
sesuai
dengan kata – kata.
-
Kelemahan : Kurangnya motivasi kepada anak dalam
membaca
gambar.
Skenario
Perbaikan SKH 5
-
Kekuatan : Kegiatan bermain mencari huruf sesuai
dengan
gambar dan
penyusunan menjadi sebuah kata.
-
Kelemahan : Ketelitian anak dalam mengerjakan
sesuatu
masih
kurang.
b.
Kekuatan dan Kelemahan Diri Dalam
Melaksanakan suatu tindakan perbaikan kegiatan pengembangan.
Setelah saya
melakukan kegiatan dalam siklus 1 ini saya melakukan refleksi diri bahwa saya
mempunyai :
♦
Kekuatan Diri :
Dalam kegiatan perbaikan pengembangan
di siklus 1 ini saya merasakan kekuatan dalam penguasaan materi sehingga apa
yang disampaikan kepada anak sesuai tema dan penguasaan dikelas yang baik
membuat anak lebih bersemangat dalam pembelajaran yang dinerikan.
♦ Kelemahan
Diri :
Penggunaan gambar – gambar, pembuatan
huruf – huruf atau kata yang kurang variatif belum menarik minat anak dalam
meningkatkan kemampuan anak dalam membaca dan menceritakan maksud gambar.
Siklus ke-2
A. Tahapan Perencanaan
1.
Tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 2
SKH
1 : Bermain mencari huruf sesuai gambar dan
menyusunnya
menjadi sebuah kata.
SKH
2 : Bermain
menyebutkan suku kata awal yang sama
(telepon, televisi, Koran, kotak )
mengisinya dengan
menempel sesuai suku kata
awalnya.
SKH
3 : Bermain mencari kartu huruf dan menyusunya
sesuai kata
pada gambar.
SKH
4 : Bermain menempel gambar sesuai dengan kata yang
tertulis.
SKH
5 : Bermain mencari huruf di Koran sesuai dengan
apa yang
diperlihatkan guru dengan memberi tanda
lingkaran.
2.
Langkah – Langkah Perbaikan
Skenario
Perbaikan SKH 1
-
Guru mengkondisikan anak dalam
1 lingkaran.
-
Guru memperlihatkan gambar dan
kartu huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara permainan pada
anak.
-
Guru membagikan anak dalam 2
kelompok dan masing – masing kelompok dibagi menjadi 2 barisan.
-
Anak memegang kartu huruf dan
menyusunya menjadi sebuah kata sesuai gambar.
-
Demikian untuk selanjutnya anak
mengerjakan.
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
Skenario
Perbaikan SKH 2
-
Guru mengkondisikan anak dalam
1 lingkaran.
-
Guru memperlihatkan gambar dan
kartu huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara
permainan pada anak.
-
Guru membagikan anak dalam 2
kelompok dan masing – masing kelompok dibagi menjadi 2 barisan.
-
Guru mengajak anak menyebutkan
suku kata awal yang sama ( telepon dan televise, Koran dan kotak ).
-
Guru meminta anak menempelkan
kartu huruf sesuai dengan suku kata awal yang sama ( telepon dan televise,
Koran dan kotak ).
-
Demikian untuk selanjutnya anak
mengerjakan.
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
Skenario
Perbaikan SKH 3
-
Guru mengkondisikan anak dalam
1 lingkaran.
-
Guru memperlihatkan gambar dan
kartu huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara
permainan pada anak.
-
Guru membagikan anak dalam 2 kelompok
dan masing – masing kelompok dibagi menjadi 2 barisan.
-
Anak memegang kartu huruf dan
menyusunya menjadi sebuah kata sesuai gambar.
-
Demikian untuk selanjutnya anak
mengerjakan.
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
Skenario
Perbaikan SKH 4
-
Guru mengkondisikan anak dalam
1 lingkaran.
-
Guru memperlihatkan gambar dan
kartu huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara
permainan pada anak.
-
Guru membagikan anak dalam 2
kelompok dan masing – masing kelompok dibagi menjadi 2 barisan.
-
Anak memegang kartu huruf dan
menyusunya menjadi sebuah kata sesuai gambar.
-
Demikian untuk selanjutnya anak
mengerjakan.
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
Skenario
Perbaikan SKH 5
-
Guru mengkondisikan anak dalam
1 lingkaran.
-
Guru memperlihatkan koran dan
kartu huruf.
-
Guru menjelaskan tata cara
permainan pada anak.
-
Guru membagikan Koran.
-
Guru meminta anak mencari huruf
sesuai dengan kartu huruf yang diperlihatkan dengan cara memberi tanda
lingkaran.
-
Penilaian dilaksanakan setelah
selesai dan dalam proses.
B. Tahap Pelaksanaan
Prosedur Kegiatan Pengembangan
Prosedur
kegiatan pengembangan di siklus 2 ini adalah :
SKH
1 : Kegiatan pengembangan di SKH 1 anak bermain
mencari
huruf sesuai dengan gambar dan
menyusunya menjadi
sebuah kata.
SKH
2 : Kegiatan pengembangan di SKH 2 anak bermain
dengan
menyebutkan suku kata awal yang
sama ( telepon,
televise, Koran, kotak )
mengisinya dan menempel huruf
sesuai suku kata awalnya,
kegiatan ini anak bermain
menempel kartu huruf sesuai suku
kata awalnya.
SKH
3 : Kegiatan pengembangan di SKH 3 anak bermain
dengan
menggunakan kartu huruf, kegiatan
anak akan bermain
mencari huruf sesuai dengan gambar dan menyusunya
menjadi sebuah kata.
SKH 4 : kegiatan
pengembangan di SKH 4 anak bermain mencari
huruf sesuai dengan gambar dan menyusunya
menjadi
sebuah kata.
SKH
5 : kegiatan pengembangan di SKH 5 anak bermain
mencari
huruf di Koran sesuai dengan apa
yang diperlihatkan guru
dengan memberi tanda dilingkari.
C.
Pengamatan / Pengukmpulan Data / Instrumen
Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan
pengembangan di siklus 2 ini saya menggunakan :
1.
pengumpulan data melalui unjuk
kerja anak ( terlampir ).
2.
Instrumen yang dipergunakan
adalah
-
Rancangan 1 siklus ( terlampir
).
-
Rancangan kegiatan 5 SKH (
terlampir )
-
SKH 1 – 5 ( terlampir ).
-
APKG – PKP 1 dan APKG – PKP 2 (
terlampir )
-
Lembar refleksi (setelah
melakukan kegiatan pengembangan) ( terlampir )
3.
Data Observasi
a) lembar observasi
No
|
Aspek Yang Diamati
|
Siklus 2
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Apakah guru mempersiapkan alat peraga?
|
√
|
|
2
|
Apakah guru memperlihatkan huruf & gambar kepada anak – anak?
|
√
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Apakah guru membaca menggunakan buku baca bergambar?
|
√
|
|
4
|
Apakah gambar yang digunakan sudah menarik bagi anak?
|
√
|
|
5
|
Apakah dengan huruf dan gambar yang digunakan guru anak dapat
memahami huruf dan gambar?
|
√
|
|
6
|
Apakah guru memberikan motivasi anak dalam menceritakan isi
gambar?
|
√
|
|
7
|
Apakah gambar yang digunakan sudah variatif?
|
√
|
|
b) Hasil Belajar Anak
Nilai
|
Siklus 2
|
•
|
30
|
o
|
0
|
√
|
0
|
D.
Refleksi
1.
Kekuatan dan kelemahan tindakan
perbaikan pengembangan
Skenario
Perbaikan SKH 1
-
Kekuatan : Dalam Penguasaan materi dan penyediaan gambar sebagai media
pembelajaran.
-
Kelemahan : Dalam mengkondisikan anak sebelum dimulai kegiatan.
Skenario
Perbaikan SKH 2
-
Kekuatan : Pada metode bermain dalam menyebutkan suku kata awal yang sama
dilengkapi gambar – gambar dan huruf yang menarik untuk anak supaya mudah
dipahami.
-
Kelemahan : Kemampuan anak dalam
pengenalan huruf masih kurang.
Skenario
Perbaikan SKH 3
-
Kekuatan : Penggunaan huruf dan gambar yang menarik untuk anak dalam
menyusun kata.
-
Kelemahan : kemampuan mengenal huruf dan membaca yang belum optimal untuk
menyusun sebuah kata.
Skenario
Perbaikan SKH 4
-
Kekuatan : Penggunaan huruf dan gambar yang menarik dan besar untuk anak
dalam menyusun sebuah kata.
-
Kelemahan : dalam menyusun kata masih perlu bimbingan.
Skenario
Perbaikan SKH 5
-
Kekuatan : Penguasaan materi metode yang digunakan sudah sesuai
pengkondisian anak juga sudah baik dan penyedia media menarik bagi anak.
-
Kelemahan : Kemampuan anak dalam pengenalan huruf masih perlu bimbingan.
2.
Kekuatan dan Kelemahan Diri
Dalam merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan pengembangan.
Setelah saya melakukan kegiatan dalam
siklus 2 ini saya rasakan kekuatan saya dalam membimbing pengenalan huruf pada
anak sehingga anak lebih termotivasi untuk lebih menyukai kegiatan membaca
sehingga anak dalam pembelajaran dalam kegiatan membaca tetap menyenangkan
dengan menggunakan metode bermain secara tidak langsung anak telah belajar membaca. :
♦
Kekuatan Diri :
Saya merasakan kemampuan saya dalam
pengadaan gambar – gambar alat – alat komunikasi seperti radio, televise,
telepon, dll yang menasik bagi anak. Sehingga menarik untuk dibaca anak lewat
gambar – gambar yang disediakan walaupun anak membaca gambar itu masih melihat
dari bentuk gambar itu dikarenakan anak masih belum mengerti huruf.
♦
Kelemahan Diri :
Saya merasakan kelemahan saya dalam
membuat gambar – gambar untuk kegiatan anak dikarenakan saya bukan ahli
menggambar sehingga saya harus berhati – hati dalam pembuatan gambar – gambar
supaya dapat dibaca oleh anak.
A. Hasil Penelitian
1.
Siklus 1
Dalam siklus 1 perbaikan pengembangan
difokuskan anak melihat huruf – huruf
dan gambar – gambar, maka yang sudah terjadi diantaranya : guru sudah dapat
menarik perhatian, sikap antusias dan respon anak, materi atau indikator yang
disampaikan sesuai dengan usia anak, sudah menggunakan media dan bermain yang
aktif sehingga tidak menjenuhkan anak. Walaupun metode bermain yang
dilaksanakan sudah variatif namun sudah ada kekurangan atau kelemahan, hal in
disebabkan beberapa faktor. Salah satunya faktor pendidikan dan faktor anak itu
sendiri yang menjadi penyebab ketidak berhasilan dari perbaikan, sehingga sudah
dilakukan sebagai upaya namun sangat lambat sekali untuk mencapai suatu tujuan
yang ditargetkan. Dengan demikian dengan adanya udaha dan upaya yang dilakukan
diharapkan mampu memotivasi dan meningkatkan kemampuan anak dalam kegiatan
perbaikan.
Tabel 1
Hasil
Pengamatan Pada Kegiatan Membaca
Siklus 1
No
|
Nama
Anak
|
Kemampuan
Yang Diharapkan
|
Percaya
Diri
|
Ket
|
Mengamati
Gambar
|
Membaca
Gambar
|
Mengenal
Huruf
|
1
|
Azim
|
***
|
**
|
*
|
***
|
|
2
|
Anisa Trioktapiani
|
***
|
**
|
**
|
***
|
|
3
|
Aina Shopia
|
***
|
***
|
*
|
***
|
|
4
|
Encep Fansya
|
***
|
*
|
**
|
**
|
|
5
|
Hasbi Ane
|
***
|
***
|
*
|
**
|
|
6
|
Ike Nurasiah
|
***
|
**
|
*
|
***
|
|
7
|
Indri Amalia
|
***
|
**
|
*
|
*
|
|
8
|
Lulu Adinda
|
**
|
**
|
*
|
**
|
|
9
|
Najrul Saeful
|
***
|
**
|
***
|
***
|
|
10
|
Radit Tya
|
***
|
**
|
*
|
**
|
|
11
|
Roihan
|
**
|
*
|
**
|
***
|
|
12
|
Syipa Nurul
|
**
|
**
|
**
|
**
|
|
13
|
Tiara Puspitasari
|
***
|
*
|
**
|
**
|
|
14
|
Hamne
|
**
|
***
|
*
|
**
|
|
15
|
Wandi mukhtar
|
***
|
*
|
*
|
**
|
|
16
|
Wisnu
|
***
|
**
|
**
|
**
|
|
Keterangan :
*** : Sangat Antusias
** :
Cukup Antusias
* :
Kurang Antusias
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Pengamatan
Siklus 1
Kemampuan Yang
Diharapkan
|
Sangat Antusias
|
Cukup Antusias
|
Kurang Antusias
|
Keterangan
|
Mengamati gambar
|
15
|
10
|
5
|
|
Membaca gambar
|
15
|
9
|
6
|
|
Mengenal huruf
|
15
|
5
|
10
|
|
Percaya diri
|
15
|
9
|
6
|
|
Tabel 3
Persentasi Hasil Pengamatan
Siklus 1
Kemampuan Yang
Diharapkan
|
Sangat Antusias
|
Cukup Antusias
|
Kurang Antusias
|
Keterangan
|
Mengamati gambar
|
50%
|
33%
|
17%
|
|
Membaca gambar
|
50%
|
30%
|
20%
|
|
Mengenal huruf
|
50%
|
17%
|
33%
|
|
Percaya diri
|
50%
|
25%
|
25%
|
|
Dari analisis
diatas terlihat jelas bahwa 50% dari jumlah anak kelompok A sangat antusias
dengan kegiatan membaca. Sehingga kemampuan anak dalam membaca gambar dan
mengenal huruf sangat baik. Sedangkan 50% lagi cukup antusias dan kurang
antusias sehingga perlu adanya kata – kata guru dalam mempersiapkan gambar dan
huruf – huruf yang menarik bagi anak.
Table 1
Hasil Pengamatan Pada Kegiatan
Mmembaca
Siklus 2
No
|
Nama
Anak
|
Kemampuan
Yang Diharapkan
|
Percaya
Diri
|
Ket
|
Mengamati
Gambar
|
Membaca
Gambar
|
Mengenal
Huruf
|
1
|
Azim
|
***
|
**
|
***
|
***
|
|
2
|
Anisa Trioktapiani
|
***
|
**
|
***
|
***
|
|
3
|
Aina Shopia
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
4
|
Encep Fansya
|
***
|
***
|
***
|
**
|
|
5
|
Hasbi Ane
|
***
|
***
|
***
|
**
|
|
6
|
Ike Nurasiah
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
7
|
Indri Amalia
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
8
|
Lulu Adinda
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
9
|
Najrul Saeful
|
***
|
***
|
**
|
***
|
|
10
|
Radit Tya
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
11
|
Roihan
|
***
|
**
|
***
|
***
|
|
12
|
Syipa Nurul
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
13
|
Tiara Puspitasari
|
**
|
***
|
**
|
***
|
|
14
|
Hamne
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
15
|
Wandi mukhtar
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
16
|
Wisnu
|
***
|
***
|
***
|
***
|
|
Keterangan :
*** : Sangat Antusias
** :
Cukup Antusias
* :
Kurang Antusias
Tabel 2
Rekapitulasi Hassil Pengamatan
Siklus 2
Kemampuan Yang Diharapkan
|
Sangat Antusias
|
Cukup Antusias
|
Kurang Antusias
|
Keterangan
|
Mengamati gambar
|
27
|
3
|
0
|
|
Membaca gambar
|
27
|
3
|
0
|
|
Mengenal huruf
|
27
|
3
|
0
|
|
Percaya diri
|
28
|
2
|
0
|
|
Tabel 3
Persentasi Hasil Pengamatan
Siklus 2
Kemampuan Yang
Diharapkan
|
Sangat Antusias
|
Cukup Antusias
|
Kurang Antusias
|
Ket
|
Mengamati gambar
|
90%
|
10%
|
0%
|
|
Membaca gambar
|
90%
|
10%
|
0%
|
|
Mengenal huruf
|
90%
|
10%
|
0%
|
|
Percaya diri
|
88%
|
12%
|
0%
|
|
Dari analisis diatas, terlihat bahwa hampir 90% dari jumlah anak
kelompok A sangat antusias dalam kegiatan membaca sehingga mereka dapat
meningkatkan kemampuannya dalam membaca gambar.