MAKALAH PRASMANAN (BUFFET)

DAFTR ISI


BAB I
PENDAHULUAN

1.     Abstraksi
Standar kompetensi lulusan SMK program keahlian TATA BOGA di SMK Cijangkar  terdiri dari kompetensi umum dan kompetensi kejuruan.  
Pengembangan kompetensi kejuruan mengacu pada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Hotel dan Restoran secara nasional maupun internasional. Berdasarkan SKKNI keahlian keahlian TATA BOGA di SMK Cijangkar, lulusan SMK diharapkan dapat bekerja sebagai pengolah dan penyaji makanan dan minuman.
Namun demikian adanya berbagai peluang yang ada, menuntut lulusan SMK program keahlian keahlian TATA BOGA di SMK Cijangkar dapat mengelola dan berwirausaha bidang makanan dan minuman, seperti yang ditetapkan dalam Kurikulum SMK bidang keahlian TATA BOGA di SMK Cijangkar tahun 2010.
Berdasarkan uraian standar kompetensi dan kompetensi  dasar di atas, isi dari Makalah ini diharapkan dapat mengantarkan pembaca untuk memasuki gerbang keahlian restoran mulai dari persiapan, pengolahan, penyajian, dan kegiatan perencanaan usaha. Buku ini juga mengulas bagaimana mengelola usaha pelayanan makanan dan minuman dalam skala besar maupun kecil secara professional.  Kebutuhan ini sejalan dengan tuntutan kompetensi lulusan SMK, agar dapat berwirausaha di bidang boga yang tidak terlepas pula dengan tuntutan dunia usaha dan industri
(DU/DI).
Dengan demikian lulusan SMK Program Keahlian TATA BOGA diharapkan dapat memenuhi tuntutan pasar kerja di dunia usaha dan industri ataupun membuka usaha sendiri dengan berwirausaha di bidang TATA BOGA.



2.     Tujuan Penulisan
2.
 Adapun tujuan penulisan dalam kertas karya ini adalah:
1.      Sebagai salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan Program Studi TATA BOGA di SMK Cijangkar tahun 2010.
2.      Sebagai bahan perbandingan antara teori-teori yang diperoleh selama sekolah.
3.      Meningkatkan pengetahuan siswa secara langsung tentang cara kerja yang sebenarnya selama berada di tempat kerja, dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab timbulnya masalah.
4.      Melatih penulis untuk dapat mengungkapkan fakta dan kenyataan yang ada di lapangan kedalam bentuk tulisan dan berpikir secara kritis.

















3.     Metode Penelitian
3.
Dalam penyusunan kertas karya ini penulis melakukan penelitian untuk memperoleh data yang berguna dalam penyelesaian kertas karya ini. Adapun
metode penelitian yang digunakan penulis adalah:
a.       Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Yaitu metode penelitian dimana data-data yang diperoleh berasal dari buku, majalah, Koran, bahan kuliah yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas serta sumber pustaka lainnya yang berhubungan erat dengan kertas karya ini.
b.      Penelitian Lapangan ( Field Research ) Yaitu metode penelitian yang dilakukan secara langsung dengan mengadakan pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti. Metode ini dibagi dua cara yaitu:
b.
             a. Observasi ( Praktek Kerja Lapangan)
                Merupakan penelitian langsung yang dilakukan dilapangan dengan
                ikut serta dalam operasional hotel khususnya restoran sehingga
                  penulis dapat mengetahui dengan jelas penerapan sistem pelayanan
                pada hotel tersebut.
             b. Interview ( wawancara )
                  Merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengadakan tanya
                  jawab pada manajemen yang terkait maupun stf yang ada di Hotel     
                 TrioDi Bandung mengenai masalah-masalah yang dibahas oleh
                 
penulis.




BAB II
PEMBAHASAN
URAIAN TEORITIS
1.     Pengertian Buffet Service
1.
        Buffet service adalah salah satu tipe dasar pelayanan di ruang makan dimana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup telah disediakan, ditata, diatur dengan rapi di atas meja buffet atau meja perasmanan yang berukuran panjang dan para tamu bebas menentukan serta melayani dirinya sendiri untuk mengambil menu yang disukainya dan secara sebagian atau keseluruhan tamu juga di pandu oleh chef yang siap berdiri di belakang meja buffet selama jamuan makan berlangsung. Pada umumnya pelayanan buffet merupakan kombinasi dari keduanya. Tamu mengambil sendiri untuk menu :Relish ( sayuran segar seperti : lobak, wortel, mentimun, yang di potong-potong kecil
·         memanjang ).
·         Kentang goreng atau yang dibuat kroket.
·         Salad dari sayuran atau buah segar
·         Kerupuk
         Sedangkan untuk roast beef atau steak di iris-iris oleh chef dan disajikan ke piring-piring tamu.
Di restoran pada umumnya harga buffet service sudah di cantumkan dengan membayar sejumlah uang tertentu, setiap tamu harus mengambil dan melayani dirinya sendiri dengan hidangan yang telah tersedia dengan lengkap diatas meja buffet atau perasmanan tersebut untuk dinikmati sepuasnya. Jadi, jumlah uang yang harus dibayarkan bukan berdasarkan banyak sedikitnya makanan yang disantap tapi berdasarkan jumlah orang yang menyantapnya.



Sebagai contoh untuk acara Banquet, harga buffet tidak di cantumkan. Baik buffet smorgarboards maupun hunt breakfast menjadi semakin terkenal dalam bidang pelayanan makan. Orang-orang Amerika sudah terbiasa melayani dan menikmati makanan
yang diambil sendiri dari meja yang disusun dengan rapi dan menarik. Buffet service ini bertujuan untuk mengurangi kesibukan baik kesibukan pramusaji dan ruang makan maupun kesibukan staff dapur belakang. Dengan demikian para pramusaji lebih difokuskan pada clear up saja. Penyajian minuman dan juga bantuan untuk tamu di saat tamu akan duduk di kursinya sambil membawa makanan. Juru masak didapur pun tidak harus terlalu di sibukkan
dengan persiapan hidangan karena hidangan sudah dapat disajikan beberapa saat sebelum tamu datang. Dengan demikian untuk acara buffet jumlah tenaga juru masak yang diperlukan dapat lebih sedikit, terutama untuk hidangan dingin, seperti :
·         Hidangan pembuka (Appetizer)
·         Shrimp Cocktail, Seafood Avocado
·         Potongan tipis beberapa macam daging
·         Chicken Hawaiian Salad
·         Hidangan Salad ( Cheft salad, letture pudding, beberapa macam keju, pastry, es buah,
·         Es krim, es teller, gado-gado, dll )
·
1.      Latar Belakang Buffet Service
1.
        Sistim Pelayanan Buffet Service yakni jenis pelayanan yang cukup terkenal dan banyak digunakan dan disajikan di banyak hotel bertaraf Internasional di Indonesia maupun di dunia. Jenis Pelayanan ini hampir sama (karena tidak terlalu merepotkan karyawan) dengan jenis pelayanan Perasmanan yang mana pelayanan ini mudah dan praktis, dan tidak memerlukan terlalu banyak personil atau petugas Pramusaji dan tidak memerlukan tempat yang luas (daerah yang luas). Buffet Service juga dapat digunakan pada restoran yang berskala kecil, berskala sedang dan yang bertaraf Internasional. Istilah lain dari Sistim Buffet Service ini juga dinamakan sebagai Perasmanan yang diutamakan dalam pelayanan ini adalah kecepatan dan kepraktisannya, akan tetapi sistim pelayanan buffet ini tidak seperti pada Plate Service yang mana plate service ini merupakan pelayanan dengan makanan yang disiapakan di piring tamu dan juga sering disebut dengan pelayanan American Service, sebagian besar orang setuju bahwa menyajikan makanan yang telah ditempatkan di piring dari dapur disebut pelayanan ala amerika pula (Ready on PlateService).
Adapun karakteristik Istimewa dari Plate Service ini yakni makanan yang sudah ditempatkan atau diporsikan pada piring di dapur (kitchen) lalu segera diletakkan di bagian tengah alas makan dihadapan para tamu tepat seperti saat di tata di dapur, dan yang sangat ditekankan dalam tipe pelayanan ini adalah kecepatan. Berbeda dengan pelayanan Buffet service yang cukup dengan menyediakan semua menu di sebuah meja panjang yang disusun berdasarkan urutan Menu Steleton yang dhiaskan semenarik mungkin untuk menggugah selera makan si tamu.
Dalam pelayanan biasanya diatur agar dapat memberikan pelayanan yang cepat. Karakteristik dari Plate Service tidak sama halnya dengan pelayanan Buffet service. Semua minuman misalnya kopi, teh, susu, minuman ringan, air ,koktail, dan anggur disajikan dan diangkat dari sisi kanan. Akan tetapi seharusnya penyajian minuman ini harus disajikan dari sisi kiri, karena orang-orang atau tamu (amerika) lebih banyak mengkonsumsi variasi jenis minuman dibandingkan kebiasaan klasik dari Negara mereka (Table Manner).
Restoran yang menawarkan Buffet service dan Buffet Service sebagai Sistim Pelayanan utamanya bisa menyajikan beberapa item menu dari tipe sistim pelayanan lainnya, seperti :



2.      Dasar-Dasar Pelaksanaan Buffet Service
2.
Dasar-dasar pelaksanaan dari Buffet Service antara lain :
1.      Menu makanan sudah disusun semenarik mungkin di atas meja Buffet/Perasmanan. Makanan panas di lengkapi sterno sebagai pemanas ( Soup) sedangkan makanan dingin dihidangkan dingin pula seperti salad,dll.
2.      Dalam soal service, seorang pramusaji hanya menghidangkan beberapa jenis menu
2.pembuka atau penutup saja sedang untuk main course (makanan utama) seorang tamu dapat memilihnya sendiri di meja buffet tadi. Dan setiap pramusaji harus selalu siap dengan tray service bila sewaktu-waktu ada tamu yang memesan menu lain yangbelum tersedia di buffet sebelumnya (memesan dari daftar menu dikarenakan tamu tidak bisa mengkonsumsi hidangan dari buffet dengan alasan penyakit atau penganut vegetarian)
3.      Seorang pramusaji yang membawa pesanan tamu, harus menghidangkan pesanan tamu tersebut dari sebelah kanannya ( secara umum ), sedangkan untuk mengangkat/membersihkan peralatan makan tamu tersebut harus dari sebelah kiri tamu.
4.      Posisi makanan pokok harus tepat berada dihadapan tamu, untuk hidangan seperti salad dan roti dapat dihidangkan dari sebelah kiri tamu tetapi dengan tangan kanan pramusaji. Begitu pula dengan air putih atau jenis minuman lainnya, menuangkannya
harus dari sebelah kanan tamu tanpa mengangkat water goblet (gelas untuk air es) tanpa harus mengangkat cangkir untuk kopi dan teh milik tamu tersebut.
5.      Untuk tamu-tamu istimewa yang memerlukan pelayanan khusus walaupun dia makan dengan cara Buffet Service, akan tetapi ada kalanya harus kita service dengan arah pelayanan

sesuai dengan perputaran jarum jam sesuai menu yang ia ajukan dalam mengambil menu penutup atau pendamping pada saat di meja buffet tadi  (waiter/waitress yang membawa makanan ke meja makan si tamu)
6.      Dalam pelayanan di meja-meja khusus, pada saat kondisi meja yang kurang baik, maka seorang pramusaji dapat menyajikan makanan dari sebelah kiri tamu dan tergantung tipe tamu yang duduk di meja.
7.      Setelah tamu selesai makan, maka kewajiban bagi seorang pramusaji untuk meng-clear up (membersihkan) peralatan makan si tamu dari sebelah kiri tamu dengan menggunakn tangan kanan. Pelayanan dan pengambilan peralatan makan yang kotor dilakukan dengan cepat akan tetapi sopan dan cermat, tanpa harus membuat tamu terusik.
8.      Ada kalanya seorang pramusaji juga minta ijin kepada si tamu sebelum mengangkat peralatan makan dan minum si tamu dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman antara tamu dan pramusaji.
8.
3.     Faktor Pendukung Pelaksanaan Buffet Service
3.
Agar pelaksanaan Buffet service atau kegiatan operasional berjalan dengan lancer dan akan tercapai dengan maksimal, maka dapat dibagi dalam dua faktor pendukungnya, antara lain :
1.      Peralatan yang digunakan

·         Peralatan Makan yang Terbuat dari Perak (Silverware) Peralatan Makan yang Terbuat dari Perak (Silverware) adalah peralatan makan
·yang terbuat dari bahan perak atau stainless steel. Bentuknya antara lain berupa : Dinner Spoon, Dinner Fork, Dinner Knife, Tea Spoon, dan lain sebagainya yang bercahaya putih mengkilap bila di polish (di lap)


·         Peralatan Keramik (Chinaware) adalah peralatan makan yang biasanya terbuat dari bahan keramik. Bentuknya berupa : Dinner Plate, Water Glass, Cup, Saucer, B & B Plate, Dask Spoon, dan lain sebagainya yang berbahan dari keramik.
·         Barang Pecah Belah (Glassware) Barang Pecah Belah (Glassware) adalah peralatan makan yang terbuat dari bahan kaca, seperti segala jenis dari bentuk gelas.
·         Perlengkapan Meja (Table Accessories) adalah alat-alat yang diletakkan ditengah-tengah meja pada saat makan. Peralatan tersebut berupa :
-          Tempat Garam dan Merica, Gilingan Merica ( Salt and Pepper Shakers,
-Pepper Mills). Merupakan Tempat Garam dan Merica harus dibuat dengan cara berlekuk-lekuk karena peralatan ini sangat sulit dibersihkan. Gilingan merica seharusnya dibuat dekoratif tetapi juga harus selancar mungkin agar proses pembersihannya tidak susah. Lubang pada bagian atas tempat merica harus cukup lebar untuk mengeluarkan merica giling dengan ukuran standar.
-          Asbak (Ashtrays) Asbak harus selalu ada pada setiap meja makan dan asbak harus memiliki dua sisi sehingga rook dapat diletakkan dengan baik pada kedua sisinya tersebut. Akan tetapi ada beberapa meja dan tergantung posisi ruang (Smoking Area) barulah tamu boleh merokok dan di meja tersebut pula baru diletakkan asbak.
-          Bunga (Flowers) Bunga ini harus dibuat diatas meja karena sebagai hiasan dengan tujuan alat untuk mempercantik atau memperindah meja makan tersebut.
-          Nomor Meja (Table Number)
-          Adapun kegunaan dari Nomor Meja ini adalah untuk memudahkan Pramusaji agar tidak kewalahan untuk mengorder tamu yang dating dan dapat memperlancar kegiatan operasional dengan baik.
-          Lazy Zusan (Meja Putar) Alat ini jarang dipergunakan untuk event kebanyakan, akan tetapi apabila adapun banyak terdapat di hotel atau restoran yang menerapkan Chinese Food.
-          Taplak dan Serbet Makan (Table Cloth and Guest Napkins) Biasanya di restoran harus menggunakan table cloth dan guest nepkins untuk tamu yang makan direstorant tersebut. Warna dari serbet ini ada dua
-macam seperti merah dan putih, yang putih kebanyakan menjadi pilihan untuk pelayanan formal, sedang dengan banyaknya kreasi maka banyak guest nepkins yang berwarna untuk menarik selera makan tamu pula.
-          Daftar Menu Gunanya adalah untuk memudahkan tamu dalam memesan makanan dan minuman di luar dari hidangan Buffet yang telah disajikan.
-
Dari uraian di atas tersebut peralatan-peralatan yang akan digunakan harus sudah tersedia di atas meja makan sebelum restoran dibuka dan harus memang betul-betul diperhatikan agar kegiatan operasionalnya berjalan dengan lancar. Disamping itu, peralatan juga menjadi salah satu faktor pendukung terlaksananya Sistim Pelayanan atau Hidangan Buffet Service di sebuah Restoran.
2.  Struktur Biaya dan Daya Tarik Pasar
Bila kita lihat, Hanya ada dua kerugian pada Sistim Buffet Service, karena secara tidak langsung sama juga dengan Sistim American Service. Pertama, Buffet Service tidaklah serumit dan sepribadi seperti Chinese Food atau juga Platter Service, dan mungkin tidak dapat diterima oleh beberapa tipe restoran di beberapa wilayah di dunia. Kedua, Personil dalam pelayanan akan bosan dengan tugas-tugasnya karena tidak diperlukan keahlian yang tinggi dalam menjalankan tugas dan pelayanan. Hal ini akan membuat pekerjaan menjadi lebih sulit bagi pihak manajemen. Manajer harus terus memotivasi para stafnya karena pekerjaan yang mononton dari segi teknis atau kreativitas bila dibandingkan dengan cart service atau platter service.
Penyelengaraan restoran mungkin mengalami tingkat pergantian. Penyelenggaraan restoran mungkin mengalami tingkat pergantian karyawan yang tinggi, tingkat ketidakhadiran
pegawai yang tinggi dan angka yang tinggi untuk sakit secara mendadak. Sedang hal itu sangat cocok diterapkan dengan Sistim Buffet Service pula dengan tujuan melakukan operasionalnya jauh lebih mudah dari pada Chinese Food, yang mana para personil pelayanan hanya perlu menyajikan semua menu di atas meja buffet tamu dan tamu dengan leluasa memilih menu yang dikehendakinya. Meja Buffet yang di hidangkan akan dijaga oleh seorang Chef dengan tujuan mengarahkan dan membimbing tamu serta menjelaskan kepada si tamu tentang menu yang di tampilkan di meja buffet.
Adakalanya setiap pramusaji yang berada di sekitar meja si tamu tetap focus dengan tugasnya sehinga seorang manajer juga akan sangat menghargai dengan keberadaan para personil yang ahli dan efektif. Manajer juga akan mendapatkan tugas yang lebih mudah dalam memotivasi stafnya ketika ada permintaan yang cukup tinggi akan keahlian teknis seperti : menggunakan sendok dan garpu dengan benar, membuka botol anggur dengan baik, atau mempersiapkan makanan di meja dengan nyala api (pemanas). Para pramusaji mungkin merasakan profesionalisme dalam pekerjaan dari pada melihatnya hanya sebagai sebuah pekerjaan.
Di daerah terpencil atau daerah berkembang, di mana tenaga kerja yang tidak terlatih begitu banyak, seorang manajer dapat dikatakan ceroboh bila melakukan sistim pelayanan formal. Ada juga beberapa Hotel di negara-negara berkembang yang melayani pasar eropa telah mencoba untuk menggunakan cart service atau platter service dengan penuh kesulitan, di saat Buffet service mulai mempermudah pelayanan baik untuk para staf dan pihak manajemen. Demikian pula jika pihak manajemen menghendaki pelayanan yang lebih rinci dan hanya ada sedikit pramusaji yang tersedia yang mampu memberikan pelayanan yang efisien, maka pelayanan ini akan memberikan pelayanan yang buruk. Penggunaan Buffet Service memungkinkan para pramusaji meyelesaikan tugas-tugas mereka dengan cepat, menempatkan makanan (pada piring yang telah disiapkan sebelumnya) dihadapan tamu, dan memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan pelayanan lainnya dengan baik.

Sistim pelayanan Buffet Service cukup menghemat waktu dan tenaga untuk para staf, dengan aturan baku untuk menata kepegawaian sebuah restoran yang memakai sistim pelayanan yang dipakai saat pendirian dan menetapkan operasional restoran di sebuah hotel tersebut. Saat dibutuhkan table service maka seorang pramusaji dapat melayani hingga 18 orang tamu dengan efektif, dan jumlah antara 14 hingga 18 adalah jumlah yang paling tepat untuk melayani para tamu bagi sebagian besar personil pelayanan.
Aturan baku ini berlaku untuk pelayanan A la Carte, karena seorang pelayan atau pramusaji harus dapat melayani 25 atau lebih pelanggan dengan efisien bila preset menu atau Banquet service yang dipakai,khususnya bila didukung oleh sebuah sistim tim pelayanan. Bila digunakan Buffet Service dan memerlukan ruangan makan yang luas untuk masing-masing tamu dan15 kaki persegi/orang adalah aturan baku yang biasa dipakai dalam menata dan mengatur ruang makan. Tetapi di daerah metropolitan, akan dirancangkan kurang dari 15 kaki persegi,sementara di daerah pedesaan dimana harga per kaki lebih murah, rancangan yang dibuat lebih dari 15 kaki persegi. Untuk ukuran alas makan, lebih kecil dari ukuran yang digunakan pada platter service, harus berukuran panjang 24 inci dan kedalaman 15 inci. Alas makan yang lebih kecil dapat dipakai di meja yang lebih kecil sehingga akan memberikan lebih banyak tempat duduk di dalam daerah yang telah disiapkan. Karena lebih banyak orang yang diberi tempat duduk di daerah yang telah disediakan (Biaya sewa lebih ringan) dan pelayanan juga lebih cepat dari pada cart service atau platter service, harga setiap menu produk makanan dengan kualitas tertentu harus lebih rendah dari produk dengan kualitas yang sama pada restoran yang menawarkan cart service atau platter service atau Chinese Food.
Buffet Service memberikan pengontrolan porsi makan yang cukup baik bila seorang chef yang menjaga meja buffet cukup terampil dalam memberikan makanan kepada tamu.



Apapun yang dikeluarkan dari dapur ke meja perasmanan sesuai harga pesanan menu yang dikeluarkan dan dikontrol dengan manajer restoran. Dalam hal ini lebih memudahkan untuk mengawasi bahan-bahan di atas sebuah hidangan buffet tamu dari pada bahan-bahan di kereta atau piring penghidang. Pengontrolan kualitas sangat baik, bagi plate atau plater service, karena semua makanan disiapkan dan ditempatkan dalam piring di dapur. Dari uraian di atas bahwa seorang pramusaji sangatlah didukung untuk menjadi salah satu factor pendukung terlaksananya sistim pelayanan Buffet Service tersebut. Selain itu pramusaji yang diharapkan juga harus betul-betul, yang sangat professional di dalam melaksanakan teknis pelayanan Buffet Service tersebut. Oleh karena itulah Seorang Pramusaji dapat dikatakan sebagai pemandu selera, sebagai penyaji hidangan, sebagai duta perusahaan dan sebagai wiraniaga.


















2.     Pengalaman Prasmanan Di Hotel Trio Bandung Pada Saat PKL

Waktu aku PKL di Hotel Trio aku melihat pesta pernikahan. Jamuanya dengan cara prasmanan (Buffet) makananya komplit yaitu dari mulai makanan pembuka sampai makanan penutup.
Cara penataan meja nya dengan cara tersusun berjejer memanjang dan diatasnya di hiasi dengan bunga sehingga dapat menarik tamu terutama makanannya.

Cara perhitungan pesta prasmannan di hotel trio dengan cara  menghitung banyaknya undangan. Satu undangan itu dihitung dua porsi apabila melebihi dari undangan yang ditentukan maka kelebihanya dihitung.
Contoh apabiala banyaknya undangan 200 orang, itu berarti di kali 2 jadi jumlahnya untuk 400 orang. Apabila melebihi dari 400 orang. Misal 450 orang maka yang 50 itu dihargai satu porsinya Rp.40.000.

















3.     Perbedaan prasmanan Dalam Teori Dikelas Dengan Pengalaman Praktek Diluar Kelas

Jadi pebedaan  prasmanan di Hotel langsung berhadapan dengan tamu,  segi makannya, dan penataan mejanya di tata menurut aturan hotel.

Sedang kan sekolah hanya teori saja dan tidak berhadapan dengan tamu lansung dan cara penatannya hanya menurut teori.
























BAB  IV
PENUTUP
a.      Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan bab – bab yang telah penulis uraikan, maka dapat diambil kesimpulan, antara lain :
1.      Hotel Trio di Bandung merupakan salah satu jenis Business hotel yang ada di Bandung dan berklasifikasi bintang tiga (***) yang mampu menjalankan operasional usaha secara baik dengan tingkat occupancy 70 % serta memiliki salah satu outlet dari food & Beverage.
2.      Operasional restoran dapat memberikan income yang cukup besar bagi hotel jika dikelola secara profesional
3.      Kegiatan pelayanan pramusaji Hotel Trio di Bandung untuk meningkatkan kepuasan tamu yaitu dengan mengenali kesukaan ataupun kebiasaan dari setiap tamu yang datang.
4.      Upaya pihak hotel untuk meningkatkan mutu pelayanannya yaitu dengan. cara memberikan pelatihan kepada setiap pramusaji Hotel Trio di Bandung sehingga sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan hotel Untuk memperoleh kualitas pelayanan yang baik, maka setiap pramusaji harus melakukan berbagai persiapan baik itu persiapn fisik, mental maupun equipment dan memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
5.      Setiap pramusaji harus dapat berperan aktif sebagai wiraniaga yang
5.terampil untuk mencapai keberhasilan penjualan semua produk Food & Beverage di Pasir Putih Café
5.




b.     Saran
b.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin memberikan masukkan atau saran yang mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi manajemen Hotel Trio di Bandung.

1.      .Untuk meningkatkan mutu pelayanan pramusaji, hendaknya diadakan observasi ataupun studi banding dengan restoran – restoran yang memiliki kualitas pelayanan yang lebih baik.
2.      Untuk kelancaran operasional, sudah seharusnya pihak hotel dapat lebih memperhatikan hal – hal yang menjadi masalah di restoran saperti minimnya cutteleries yang digunakan pada saat operasional, kurangnya staf di Hotel Trio di Bandung ketika memberikan pelayanan.
3.      Pihak manajemen kiranya dapat lebih baik lagi memperhatikan kesejahteran karyawan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pramusaji
4.      Hotel Trio di Bandung  ini selalu membuat event – event yang selalu diminati oleh masyarakat agar masyarakat mau datang sebagai tamu
4.hotel dan menggunakan fasilitas yan disediakan hotel.
4.











KATA PENGANTAR
        Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis berkesempatan mengikuti pendidikan program TATA BOGA di SMK Cijangkar, serta berkesempatan yang diberikan dalam menyusun dan menyelesaikan kertas karya
ini.
        Adapun judul kertas karya ini “.   Pengertian Buffet Service “ Kertas karya ini merupakan salah satu syarat akademis untuk dapat menyelesaikan studi dari Program TATA BOGA di SMK Cijangkar.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna karena masih ada kekurangan baik dari segi bahasa dan penulisannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk
kesempurnaannya.
Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan yang penulis dapatkan dalam penyelesaian kertas karya ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada berbagai pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung, kepada
1.      Bapak Jajang Sukmara selaku Guru Pembimbing

Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya iini dapat bermanfaat pembaca, khususnya bagi siswa Program TATA BOGA di SMK Cijangkar
Penyusun






DAFTR ISI


Kata Pengantar............................................................................................................            i
Daftar Isi..........................................................................................................................            ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................            1
1.      Absraksi....................................................................................................            1
2.      Tujuan Penulisan................................................................................            2
3.      Metode Penelitian..............................................................................            3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................            4
1.      Pengertian Buffet Service.............................................................            4
1.      Latar Belakang Buffet Service............................................            5
2.      Dasar-Dasar Pelaksanaan Buffet Service...................            7
3.      Faktor Pendukung Pelaksanaan Buffet Service......            8
2.      Pengalaman Prasmanan
Di Hotel Trio Bandung Pada Saat PKL.................................            14
3.      Perbedaan prasmanan Dalam Teori Dikelas Dengan
Pengalaman Praktek Diluar Kelas...........................................            15
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................            16
a.       Kesimpulan.............................................................................................            16
b.      Saran..........................................................................................................            17












MAKALAH
PRASMANAN (BUFFET)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pelajaran Produktif






Di susun Oleh :
*******

KELAS XI TATA BOGA

SMK ***** ******
Jl. ************************************************
2010



0 komentar:

Posting Komentar